Sebagai umat muslim, sudah merupakan kewajiban untuk kita memastikan produk yang dibeli dan dikonsumsi halal dan tidak terkontaminasi bahan-bahan haram atau yang dilarang. Jaminan halal suatu produk akan membuat umat muslim menjadi lebih tenang dan aman.
Direktur Utama Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Muti Arintawati mengatakan sertifikat halal merupakan bentuk tanggung jawab kepada konsumen muslim. Ada 5 kriteria Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH), yaitu Komitmen dan Tanggung Jawab, Bahan, Proses Produk Halal, Produk, serta Pemantauan dan Evaluasi.
“Sebelum melakukan pendaftaran sertifikasi halal, perusahaan harus sudah menerapkan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) yang sesuai dengan regulasi pemerintah,” katanya kepada celebrities.id, Jumat (14/4/2023).
Apabila semua syarat itu telah dinyatakan lolos, auditor LPPOM akan melakukan audit untuk memverifikasi produk dan persyaratan-persyaratan lainnya. Hasil audit akan dibawa ke Komisi Fatwa MUI untuk difatwakan Halal dan diterbitkan Ketetapan Halal. Kemudian, Ketetapan Halal tersebut diserahkan ke BPJPH untuk diterbitkan Sertifikat Halal.
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Dr H Muhammad Aqil Irham mengatakan, sertifikat halal, kata Aqil Irham, akan memberikan dampak positif dan nilai tambah kepada pelaku usaha. Karena, sertifikat halal dapat memberikan jaminan.
“Dengan jaminan produk halal tersebut perusahaan bisa merebut kepercayaan masyarakat,” ujar Aqil.
Head of Operation FamilyMart Tulus Prasetio mengatakan sertifikat halal adalah bukti bahwa produk yang diproduksi selalu menggunakan bahan baku yang benar-benar halal. Sehingga kenyamanan dan keamanan konsumen selalu terjaga.
Tulus menegaskan tidak ada perbedaan dari proses pembuatan dan bahan baku, sebelum maupun sesudah mengantongi sertifikat halal. Justru perolehan sertifikat halal menegaskan bahwa produk fast food ready to eat yang diproduksi berasal dari pemasok yang memiliki sertifikat halal, menggunakan bahan baku berkualitas, dan higienis.
“Setelah mendapat sertifikasi halal sejak 16 Maret 2023, jadi semakin selektif dalam memilih pemasok raw material kami. Kami juga lebih aware dalam memastikan penjaminan halal untuk setiap produk,” ucap Tulus.
Sertifikat halal mencakup produk yang diproduksi di toko maupun central kitchen. Misalnya produk Beverages, Crispy Chicken, Pao, Siomay, Korean Sausage, Sosis Guling-guling, FamiIce, Fami Twist, Pastry, Roti Brioche, dan produk siap makan lainnya.
Tips belanja halal agar hati tenang dan nyaman
1.Cek Logo
Penting untuk mengecek logo halal. Ketika suatu produk sudah memiliki logo atau sertifikat halal, maka umat muslim mendapatkan jaminan bahwa kandungan yang ada di dalamnya aman dan nyaman dikonsumsi.
“Paling mudah itu lihat logonya ya. Kalau logo halal yang baru bentuknya bisa dicek, dan yang lama masih sampai 2026 bisa dipergunakan,” kata Direktur Utama Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Muti Arintawati.
2.Cek Kandungan Produk
Langkah ini agak sedikit sulit karena membutuhkan seseorang yang memiliki pengetahuan. Misalnya, ada suatu kandungan bahan-bahan hewani dengan nama ilmiah yang sulit dibaca. Maka disarankan jika suatu produk belum terdapat logo halal, lebih baik pilih produk dengan kandungan vegan atau tumbuhan, jangan hewani.
“Sebab kadang es krim misalnya, itu ada bahan tambahan seperti gelatin. Lebih baik cek kalau belum ada logonya, cari yang bahannya vegan. Karena kalau gelatin itu bisa terlihat, gelatin dari sapi misalnya, menyembelihnya bagaimana,” tutur Muti.
“Begitu juga rum dalam kue misalnya. Itu kan haram ya, sebagai umat muslim tidak boleh mendekati yang haram atau yang menyerupai sesuatu yang haram. Jadi hindari itu semua ya,” ucap Muti.
sumber: celebrities.id